Selasa, 02 Februari 2016

Resensi Film Door to Door

Keputusasaan, kegelisahan, rasa marah dan stres bukanlah hal yang langka untuk dirasakan oleh manusia yang hidup di dunia ini. Segala perasaan yang disebabkan karena mengalami kekurangan dalam hidup baik secara finansial, kesehatan, relasi maupun perasaan. Hal ini yang sering kali membuat kita cenderung menyalahkan keadaan kita pada saat ini. Tetapi, sebenarnya kitalah yang menentukan apa yang akan terjadi pada kita di masa depan. Kita adalah manusia bebas yang dapat mengubah nasib dan takdir kita di dunia ini. Begitulah sekilas ajaran yang dapat kita ambil dari film berjudul "Door to Door".

Film berjudul Door to Door ini dirilis pada tahun 2002, dengan pemeran utama Billy Proter yang dimainkan oleh William H. Macy. Film Door to Door diambil dari sebuah KISAH NYATA yang menceritakan tentang kegigihan, keuletan, kesabaran dan semangat seorang pria bernama Billy Porter. Billy Porter adalah seorang pria yang menderita cacat tulang belakang dan mengalami kelumpuhan otak (cerebral palsy). Akibatnya, tubuhnya tidak dapat bergerak dengan normal dan ia pun mengalami gangguan syaraf yang dideritanya sejak kecil. Akan tetapi, Bill selalu mendapat dukungan dari ibunya. Bill yang memiliki kekurangan terus berusaha untuk mencari pekerjaan di seluruh pelosok kota tempatnya tinggal. Tapi, banyak sekali perusahaan yang menolaknya untuk bekerja di perusahaan mereka dikarenakan keadaan fisik Bill yang tidak normal. Tetapi Bill tetap tidak menyerah, ia terus bersikeras mencari pekerjaan yang layak untuknya. Sampai pada akhirnya Bill datang ke "Watskin Company" untuk melamar sebagai pekerja disana dan ia tetap kukuh meminta perusahaan tersebut menerimanya dengan jaminan ia mau melakukan pekerjaan apapun meski pekerjaan yang diberikan sangat sulit untuk dikerjakan. Karena Bill ngotot untuk diterima bekerja di perusahaan Watskin Company, akhirnya ia diterima sebagai sales di perusahaan itu.

Bill berusaha bekerja dengan baik untuk membalas jasa ibunya karena telah mendukungnya selama ini. Ia pun akhirnya mulai bekerja sebagai salesman dan tidak lupa untuk terus menjaga ibunya. Bill berjalan menyusuri kota dan menawarkan barang-barang yang dijualnya dari setiap pintu rumah di sepanjang jalan. Meski kekurangan fisiknya membuat Bill agak kesulitan untuk menawarkan barang, ia tetap pantang menyerah melakukan pekerjaannya setiap hari. Pada hari pertama Bill bekerja, ia hanya mendapatkan $4.25 dari barang yang dijualnya. Ia pun mendapat seorang pelanggan tetap yang terus membeli barangnya karena pelanggan itu melihat kegigihan Bill yang luar biasa. Sepanjang perjalanan hidupnya untuk bekerja, Bill sering kali mendapat cibiran dan dihina oleh banyak orang. Meskipun demikian, tetap banyak orang yang mendukungnya dan memberikan semangat untuknya.

Pada suatu hari, Bill merasa sakit dan ia pergi ke dokter. Sang dokter berkata bahwa terjadi penyempitan tulang belakang akibat terlalu lama bekerja dan mengantar barang pesanan setiap hari. Dengan terpaksa, Bill menggunakan tulang penyangga selama dua minggu. Akhirnya, Selly teman kerja Bill yang dekat dengannya ikut membantu Bill untuk mengantarkan barang pesanan. Di tengah semangat Bill yang membara dan kesulitan yang melandanya karena kesehatan tubuhnya yang terus menurun, ibu Bill yang sakit-sakitan pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Akhirnya pada tahun 1989, Bill mendapat penghargaan sebagai penjual terbaik di perusahaan Watskin Company dengan total penjualan $422.460. Ia pun diangkat sebagai konsultan pemasaran. Pada tahun 1998, ia bergabung dalam komunitas nasional untuk penderita cacat komunikasi.

Dari film ini, banyak sekali hal yang dapat kita pelajari.
Pertama, berhentilah menyalahkan keadaan kita saat ini. Bill Gates pernah berkata "If you born poor, it's not your mistake. But if you die poor, it's your mistake." Jika kehidupan kita jauh dari kebahagiaan, kepuasan hidup, dan penuh dengan kekurangan, berhentilah menggerutu. Bereksplorasilah. Carilah hal yang dapat membawamu kepada kepuasan hidup, kebahagiaan dan yang dapat memperbaiki atau menutupi kekurangan dalam hidupmu. Hidup kita tidak akan bergerak menjadi lebih baik jika kita tidak pernah berusaha untuk survive dan mencari cara untuk meningkatkan taraf hidup kita. Hindarilah pikiran untuk menerima keadaan kita saat ini dengan pasrah dan mengharapkan perubahan tanpa adanya kerja keras. Einstein pun pernah berkata "Insanity: Doing the same thing over and over again and expecting different results."

Kedua, bersabarlah.
PATIENCE is a key element of SUCCESS - Bill Gates.
Dalam kehidupan, manusia pasti kerap kali diterpa masalah dan bencana yang dapat menjatuhkan kita. Tetapi bersabarlah, tetaplah menjalani hidup dengan semangat dan lawanlah masalah-masalah yang ada. Jangan langsung menyerah jika kita mendapat masalah di kala kita sedang berusaha untuk mencapai tujuan. Seperti Bill yang tetap sabar untuk bekerja dan menawarkan barang-barang yang dijual meskipun banyak orang yang mencibir dan menghinanya. Dunia selalu memiliki 1001 cara untuk menjatuhkan kita, tetapi jangan biarkan dunia merasa menang karena berhasil untuk menjatuhkan kita. Taklukanlah dunia!

Ketiga, manfaatkanlah peluang yang ada.
Bill menerima pekerjaan sebagai salesman meski tahu kondisi kesehatannya yang lemah memungkinkan dirinya untuk jatuh sakit secara tiba-tiba. Tetapi ia tidak menolak pekerjaan tersebut dan tetap bekerja sebagai salesman. Ia memanfaatkan peluang sekecil apapun yang ada dalam segala tindakannya. Ia tidak lengah dan bahkan terus mencari peluang baru untuk meningkatkan taraf kehidupannya.

Keempat, fokuslah pada tujuan!
Bill yang memiliki tujuan untuk membahagiakan ibunya berusaha untuk bekerja dengan baik agar dapat membahagiakan dan membalas jasa ibunya. Meskipun ia mengalami banyak rintangan yang mendatangi kehidupannya dikala ia sedang menjalani pekerjaannya, ia tidak mengingat pada tujuan awalnya untuk bekerja. Itulah hal yang membuat dirinya memiliki motivasi pribadi dalam melakukan pekerjaan yang ia lakukan.


There's no perfect life, because no one can be perfect.
But you can change your life to be better.
All you need is making your own decision,
Do you want to take the chance in your life or not?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar