Selasa, 23 Februari 2016

Designing Interventions

Intervensi merujuk pada suatu urutan yang telah direncanakan untuk membantu organisasi meningkatkan efektivitas. Intervensi membantu organisasi untuk mengacaukan status quo (keadaan yang ada saat ini) dan mengubahnya menjadi keadaan yang lebih baik.
3 kriteria penting yang dibutuhkan dalam intervensi:
1. Sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2. Tingkatan yang harus sesuai dengan pengetahuan.
3. Tingkat dimana kompetensi perubahan di transfer kepada anggota organisasi.
Oleh karena itu, dibutuhkan informasi yang valid dalam melaksanakan intervensi.


HOW TO DESIGN EFFECTIVE INTERVENTIONS?

1. Contingencies Related to the Change Situation.
- Kesiapan untuk berubah.
Kesuksesan dalam melakukan intervensi bergantung pada kesiapan organisas dalam merencanakan perubahan. Indikator dari kesiapan untuk berubah termasuk sensitivitas dalam tekanan untuk berubah, ketidakpuasan terhadap statusquo dan tersedianya sumber untuk mendukung perubahan.
-Kemampuan untuk berubah.
Kemampuan dalam perubahan suatu organisasi adalah fungsi dari perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan dan skill yang terlihat dari suatu organisasi, sumber dan sistem yang mendukung perubahan dan pengalaman organisasi terhhadap perubahan.
-Konteks kultur
Setiap kultur memiliki pandangan dan cara yang berbeda dalam melakukan intervensi. Oleh karena itu desain untuk melakukan intervensi juga harus disesuaikan dengan kultur yang berlaku pad organisasi tersebut.
-Kemampuan agen yang ingin melakukan perubahan.
Untuk melakukan tahap intervensi dalam suatu organisasi, tentunya agen yang ingin melakukan perubahan juga harus memiliki kemampuan dan kompetensi dala melakukan hal tersebut. Agen perubahan juga harus dapat menyeseuaikan diri dalam kelompok dan memodifikasi proses intervensi dengan baik.

2. Contigencies Related to the Target of Change
:Organizational Issues.
Organisasi perlu untuk membicarakan isu-isu tertentu untuk beroperasi secara efektif. Isu-isu yang harus diperhatikan yaitu:
-Strategic Issues. Organisasi perlu untuk memutuskan produk atau servis yang akan mereka berikan dan market yang ingin disaingi, sebaik dengan bagaimana berhubungan dengan lingkungan sekitar dan bagaimana cara mengubah organisasi untuk menjaga langkah dengan mengubah kondisi. Harus ada strategi sebagai perencanaan untuk mencapai target yang diharapkan.
-Technological and structural issues.
Organisasi harus memilih bagaimana membagi pekerjaan kedalam departemen dan bagaimana mengkoordinasikan depertemen untuk mendukung tujuan yang strategis. Organisasi harus membuat keputusan mengenai bagaimana cara mengirim produk atau servis dan bagaimana cara menghubungkan tugas anggota organisasi.
-Human resources issues, Isu-isu ini fokus dengan anggota organisasi yang memiliki kompetensi, setting goal, memuji dan memberikan reward dari performansi mereka dan meyakinkan mereka dapat mengembangkan karir serta meminimalisir stres.
-Human process issues. Isu-isu ini harus memiliki perlakuan denan proses sosial yang terjadi diantaa anggota organisasi, termasuk komunikasi, membuat keputusan, kepemimpinan dan dinamika kelompok. Metode OD yang fokus tehadap isu-isu ini disebut sebagai human process intervention; termasuk diantaranya yaitu resolusi konflik dan pembentukan tim.

Collecting dan Analyzing Diagnostic Information

Dalam post kali ini, kita masih membahas mengenai pengumpulan dan analisa diagnosa informasi.
Kalau dalam posting sebelumnya kita telah membahas mengenai cara mengumpulkan data, sekarang kita akan membahas mengenai hal-hal lain yang bersangkutan dalam pengumpulan dan analisa diagnosa informasi.

Cara mengambil sampel.
Tentunya sampel yang kita ambil harus mewakili populasi yang ada. Sampling sangat penting terutama jika ingin mengumpulkan data lewat kuisioner dan interview. Sangat penting untuk meyakinkan bahwa perilaku sampel atau rekaman cukup untuk merepresentasikan karakteristik dari seluruh populasi.
Desain sampling melibatkan detail teknis yang besar, dan konsultan butuh untuk akrab dengan referensi dasar dari lingkup tersebut atau dapat dibantu oleh orang yang profesional dalam menangani hal tersebut. Yang harus diperhatikan adalah ukuran sampel berupa berapa banyak orang, kejadian, atau rekaman yang dibutuhkan dalam mendiagnosa dan mengevaluasi.


TEKNIK DALAM MENGANALISA DATA


1.Qualitative Tools
-Analisis Konten.
Ini merupakan teknik yang populer dalam menilai data kualitatif, yaitu dengan mencoba untuk meringkas komentar menjadi kategori yang bermakna. Teknik ini dapat dilkukan secara formal. secara general, proses dapat dipecah menjadi 3 tahap utama.
Pertama, respon dari pertanyaan biasanya memiliki kemiripan dengan beberapa jawaban yang lain.
Kedua, berdasarkan pada komentar dari samping, tema dihasilkan dengan menangkap komentar yang berulang.
Ketiga, jawaban responden dikelompokkan pada suatu kategori, dimana kategori dengan respon terbanyak akan merepresentasikan tema yang paling sering terlontar.

-Force- Field Analysis
Metode ini mengorganisasikan informasi yang berkaitan dengan perubahan organisasi menjadi dua kategori yaitu paksaan untuk berubah dan paksaan untuk mempertahankan keadaan yang ada (status quo). Dimana dua paksaan ini di dorong untuk menghasilkan performansi yang lebih tinggi. Harus ada paksaan untuk mengubah status quo menjadi ke arah yang lebih baik. Misalnya, mengikuti perkembangan jaman, kompetisi dengan kelompok lain, tekanan dari supervisor dan sebagainya. Sedangkan paksaan terhadap pertahanan status quo harus diubah. Misalnya seperti rasa takut untuk berubah, kepuasan anggota dan sebagainya.

2.Quantitative Tools
Metode dalam menganalisa data kuantitatif, data diberi jarak dari statistik yang simpel dari item atau skala dalam instrumen standar dengan yang lebih canggih, analisa yang sangat bervarriasi dan hubungan antar variabel yang diukur.

-Mean, Standard Deviation and Frequency Distribution.
Mean menunjukkan skor rata-rata dari jawaban yang diberikan partisipan secara keseluruhan.
Mean dan standar deviasi dibutuhkan untuk mengetahui variabilitas dari jawaban responden.
Sedangkan distribusi frekuensi adalah sebuah metode grafis untuk menunjukan data yang memperlihatkan jumlah waktu dari respon yang diberikan.

-Scattergrams and Correlation Coefficients.
Teknik ini penting untuk mengetahui kesimpulan dari hubungan antara variabel. Scattergrams dan korelasi koefisien digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel tersebut. Scattergram dikonsruksi dengan melokasikan setiap kasus (orang maupun kejadian) pada titik temu dalam nilai dari setiap variabel yang di bandingkan. Korelasi koefisien secara sederhana merupakan angka untuk meringkas data dalam scattergram. Angka 1 pada korelasi koefisien menunjukkan adanya hubungan positif antar dua variabel sedangkan korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan.

-Difference Test
Teknik ini dapat digunakan untuk membandingkan sampel grup dengan norma standar atau norma yang menentukan grup berada di atas atau dibawah standar, Teknik ini juga dapat digunakan untuk menentukan dua sampel ini signifikan satu dengan lainnya atau tidak. Jadi teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah instrumen valid dan reliabel untuk digunakan dalam suatu kelompok tertentu. Misalnya, tes untuk partisipan yang ingin bekerja di bidang teknik tidak akan sama dengan tes yang digunakan untuk partisipan yang ingin bekerja di bidang marketing.

Selasa, 02 Februari 2016

Resensi Film Door to Door

Keputusasaan, kegelisahan, rasa marah dan stres bukanlah hal yang langka untuk dirasakan oleh manusia yang hidup di dunia ini. Segala perasaan yang disebabkan karena mengalami kekurangan dalam hidup baik secara finansial, kesehatan, relasi maupun perasaan. Hal ini yang sering kali membuat kita cenderung menyalahkan keadaan kita pada saat ini. Tetapi, sebenarnya kitalah yang menentukan apa yang akan terjadi pada kita di masa depan. Kita adalah manusia bebas yang dapat mengubah nasib dan takdir kita di dunia ini. Begitulah sekilas ajaran yang dapat kita ambil dari film berjudul "Door to Door".

Film berjudul Door to Door ini dirilis pada tahun 2002, dengan pemeran utama Billy Proter yang dimainkan oleh William H. Macy. Film Door to Door diambil dari sebuah KISAH NYATA yang menceritakan tentang kegigihan, keuletan, kesabaran dan semangat seorang pria bernama Billy Porter. Billy Porter adalah seorang pria yang menderita cacat tulang belakang dan mengalami kelumpuhan otak (cerebral palsy). Akibatnya, tubuhnya tidak dapat bergerak dengan normal dan ia pun mengalami gangguan syaraf yang dideritanya sejak kecil. Akan tetapi, Bill selalu mendapat dukungan dari ibunya. Bill yang memiliki kekurangan terus berusaha untuk mencari pekerjaan di seluruh pelosok kota tempatnya tinggal. Tapi, banyak sekali perusahaan yang menolaknya untuk bekerja di perusahaan mereka dikarenakan keadaan fisik Bill yang tidak normal. Tetapi Bill tetap tidak menyerah, ia terus bersikeras mencari pekerjaan yang layak untuknya. Sampai pada akhirnya Bill datang ke "Watskin Company" untuk melamar sebagai pekerja disana dan ia tetap kukuh meminta perusahaan tersebut menerimanya dengan jaminan ia mau melakukan pekerjaan apapun meski pekerjaan yang diberikan sangat sulit untuk dikerjakan. Karena Bill ngotot untuk diterima bekerja di perusahaan Watskin Company, akhirnya ia diterima sebagai sales di perusahaan itu.

Bill berusaha bekerja dengan baik untuk membalas jasa ibunya karena telah mendukungnya selama ini. Ia pun akhirnya mulai bekerja sebagai salesman dan tidak lupa untuk terus menjaga ibunya. Bill berjalan menyusuri kota dan menawarkan barang-barang yang dijualnya dari setiap pintu rumah di sepanjang jalan. Meski kekurangan fisiknya membuat Bill agak kesulitan untuk menawarkan barang, ia tetap pantang menyerah melakukan pekerjaannya setiap hari. Pada hari pertama Bill bekerja, ia hanya mendapatkan $4.25 dari barang yang dijualnya. Ia pun mendapat seorang pelanggan tetap yang terus membeli barangnya karena pelanggan itu melihat kegigihan Bill yang luar biasa. Sepanjang perjalanan hidupnya untuk bekerja, Bill sering kali mendapat cibiran dan dihina oleh banyak orang. Meskipun demikian, tetap banyak orang yang mendukungnya dan memberikan semangat untuknya.

Pada suatu hari, Bill merasa sakit dan ia pergi ke dokter. Sang dokter berkata bahwa terjadi penyempitan tulang belakang akibat terlalu lama bekerja dan mengantar barang pesanan setiap hari. Dengan terpaksa, Bill menggunakan tulang penyangga selama dua minggu. Akhirnya, Selly teman kerja Bill yang dekat dengannya ikut membantu Bill untuk mengantarkan barang pesanan. Di tengah semangat Bill yang membara dan kesulitan yang melandanya karena kesehatan tubuhnya yang terus menurun, ibu Bill yang sakit-sakitan pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Akhirnya pada tahun 1989, Bill mendapat penghargaan sebagai penjual terbaik di perusahaan Watskin Company dengan total penjualan $422.460. Ia pun diangkat sebagai konsultan pemasaran. Pada tahun 1998, ia bergabung dalam komunitas nasional untuk penderita cacat komunikasi.

Dari film ini, banyak sekali hal yang dapat kita pelajari.
Pertama, berhentilah menyalahkan keadaan kita saat ini. Bill Gates pernah berkata "If you born poor, it's not your mistake. But if you die poor, it's your mistake." Jika kehidupan kita jauh dari kebahagiaan, kepuasan hidup, dan penuh dengan kekurangan, berhentilah menggerutu. Bereksplorasilah. Carilah hal yang dapat membawamu kepada kepuasan hidup, kebahagiaan dan yang dapat memperbaiki atau menutupi kekurangan dalam hidupmu. Hidup kita tidak akan bergerak menjadi lebih baik jika kita tidak pernah berusaha untuk survive dan mencari cara untuk meningkatkan taraf hidup kita. Hindarilah pikiran untuk menerima keadaan kita saat ini dengan pasrah dan mengharapkan perubahan tanpa adanya kerja keras. Einstein pun pernah berkata "Insanity: Doing the same thing over and over again and expecting different results."

Kedua, bersabarlah.
PATIENCE is a key element of SUCCESS - Bill Gates.
Dalam kehidupan, manusia pasti kerap kali diterpa masalah dan bencana yang dapat menjatuhkan kita. Tetapi bersabarlah, tetaplah menjalani hidup dengan semangat dan lawanlah masalah-masalah yang ada. Jangan langsung menyerah jika kita mendapat masalah di kala kita sedang berusaha untuk mencapai tujuan. Seperti Bill yang tetap sabar untuk bekerja dan menawarkan barang-barang yang dijual meskipun banyak orang yang mencibir dan menghinanya. Dunia selalu memiliki 1001 cara untuk menjatuhkan kita, tetapi jangan biarkan dunia merasa menang karena berhasil untuk menjatuhkan kita. Taklukanlah dunia!

Ketiga, manfaatkanlah peluang yang ada.
Bill menerima pekerjaan sebagai salesman meski tahu kondisi kesehatannya yang lemah memungkinkan dirinya untuk jatuh sakit secara tiba-tiba. Tetapi ia tidak menolak pekerjaan tersebut dan tetap bekerja sebagai salesman. Ia memanfaatkan peluang sekecil apapun yang ada dalam segala tindakannya. Ia tidak lengah dan bahkan terus mencari peluang baru untuk meningkatkan taraf kehidupannya.

Keempat, fokuslah pada tujuan!
Bill yang memiliki tujuan untuk membahagiakan ibunya berusaha untuk bekerja dengan baik agar dapat membahagiakan dan membalas jasa ibunya. Meskipun ia mengalami banyak rintangan yang mendatangi kehidupannya dikala ia sedang menjalani pekerjaannya, ia tidak mengingat pada tujuan awalnya untuk bekerja. Itulah hal yang membuat dirinya memiliki motivasi pribadi dalam melakukan pekerjaan yang ia lakukan.


There's no perfect life, because no one can be perfect.
But you can change your life to be better.
All you need is making your own decision,
Do you want to take the chance in your life or not?